Islam Allah

Rabu, 29 Juli 2009

Cinta Kupu Kupu


Cinta itu seperti kupu-kupu. Dikejar malah lari.
Dibiarkan terbang, akan datang disaat kamu tidak mengharapkannya.
Cinta dapat buatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih,kesel,marah dan sebagainya
Cinta barulah berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya.
Soo...Jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik.

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang “sempurna” bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat

membantumu menjadi dirimu sendiri.
Jangan pernah bilang “I love you” kalau kamu tidak perduli.
Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada.
Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya.
Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong.
Hal paling kejam adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya.

Cinta bukan “Ini salah kamu”, tapi “Ma’afkan aku”.
Bukan “Kamu dimana sih?”, tapi “Aku disini”.
Bukan “Gimana sih kamu?”, tapi “Aku ngerti kok”.
Bukan “Coba kamu gak kayak gini”, tapi “Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya” bukan "ada apanya"

Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang kamu ijinkan.
Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.

Cintai pasangan anda..
Cintai orang-orang terdekat anda
Cintai orang-orang disekitar anda
Cintai sesamu
Dan Cintai Penciptamu

Dan Jika Cinta menjauhkanku dari-NYA, maka jauhkanlah Cinta itu.

Minggu, 19 Juli 2009

Menara Babel ( Taman Gantung Babilonia )


Menara Babel

Kisah Menara Babel melambangkan keangkuhan, kesombongan manusia, disebut-sebut dalam Kitab Kejadian, Kitab Suci Perjanjian Lama. Pembangunan menara ini diprakarsai oleh Nimrod, anak cucu Nabi Nuh di zaman Babilon kuno, jauh tahun sebelum zaman Nebuchadnezzar. Orangtua Nimrod adalah Cush, putra Ham.

Bahkan, demikian menurut cerita, Kota Babilon dan Niniwe juga mula pertama dibangun oleh Nimrod. "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota, dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit. Marilah kita cari nama supaya kita jangan terserak ke seluruh Bumi," demikian antara lain bunyi ajakan Nimrod kepada orang-orangnya, seperti yang ditulis dalam Kitab Penciptaan.

Lambert Dolphin dalam The Tower of Babel dan The Confusion of Languages berusaha mencari jawaban mengapa mereka membangun menara seperti itu. Untuk apa menara itu dibangun? Mencari kepuasan diri dan kemegahan diri. Itulah jawaban singkat Lambert Dolphin.

Pembangunan sebuah kota, seperti yang dilakukan Nimrod ketika itu, melambangkan dambaan manusia untuk terus berkumpul. Mereka, ketika itu, takut tercerai-berai dan hidup di tempat yang belum mereka kenal berhadapan dengan bahaya. Karena itu, didirikanlah sebuah kota-Babilon dan Ninive-sebagai pusat kegiatan, sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Akan tetapi, ketika mereka membangun menara dengan mengatakan, "Marilah kita cari nama, marilah memegahkan diri", di saat itulah kemanusiaan manusia berkuasa. Menara dibangun untuk kebutuhan badan, jiwa, dan semangat. Bahkan, mereka ingin membangun menara yang mencapai langit. Kalau perlu dapat memanah Matahari dari puncak menara. Pendek kata, menara dibangun untuk pemuasan diri.

Inilah, yang menurut kisah, yang menjadi penyebab turunnya hukuman dari Tuhan sehingga mereka tercerai-berai dan tidak bisa memahami bahasa mereka satu sama lain.

Sindrom Menara Babel itu pula, yang menurut para sejarawan, merasuki Nebuchadnezzar II, yakni dengan membangun Taman Gantung dan Menara Babel di kompleks istananya. Ia membangun kompleks istana begitu megah, yang sekarang sisa-sisanya masih bisa dilihat, dan memerintah dengan tangan besi.

Babilon di zaman Nebuchadnezzar II, yang memerintah pada tahun 605 SM-562 SM, mencapai masa keemasan.

SEJARAWAN Mesir kuno, Herodotus, yang hidup sekitar tahun 450 SM, pernah mengatakan, "Keindahan Kota Babilon melampaui keindahan kota-kota tersohor di dunia." Ia mengatakan hal itu setelah melihat tembok kota yang dibangun Raja Nebuchadnezzar II yang berkuasa selama 43 tahun-sejak tahun 605 SM-begitu indah dan kokoh. Nebuchadnezzar pula yang membangun Taman Gantung. Konon, menurut cerita, taman itu dibangun Nebuchadnezzar untuk menghibur istrinya, Amyitis, putri Raja Medes dari Media yang kangen pada kampung halamannya. Agar Amyitis betah tinggal di Babilon, maka dibangunlah taman itu yang kini tercatat sebagai salah satu keajaiban dunia. Perkawinan Nebuchadnezzar dan Amyitis adalah perkawinan politik. Tujuan utama Nebuchadnezzar adalah mempersatukan Kerajaan Babilonia dan Media. Diodorus Siculus, sejarawan Yunani pada masa itu, menggambarkan hebatnya Taman Gantung bagi Amyitis. Menurut Diodorus, lebar taman itu 400 kaki (sekitar 130 meter), panjangnya 400 kaki, sedangkan tingginya lebih dari 80 kaki (sekitar 26 meter). Padahal, tembok Kota Babilon, menurut Herodotus, 320 kaki (sekitar 106 meter). Cerita Taman Gantung Babilon adalah cerita cinta antara Nebuchadnezzar dan Amyitis. Kisah ini mirip cerita pembangunan Taj Mahal di Agra, India. Taj Mahal adalah bangunan cinta. Salah satu bangunan yang disebut paling indah di dunia itu dibangun atas perintah Sultan Sjah Jahan (Sjahjahan). Adalah "cinta dan kesetiaan" pada istrinya, Arjumand Bano Begum yang juga dikenal dengan nama Begum Mumtaz Mahal (Mahkota Kerajaan), yang mendorong Sjah Jahan memerintahkan untuk membangun Taj Mahal. Bangunan makam yang terbuat dari marmer putih itu dibangun pada tahun 1631-1653 dengan mengerahkan 22.000 pekerja serta puluhan arsitek, seniman, dan ahli bangunan dari berbagai negara, termasuk Italia dan Perancis. Batu marmer dikumpulkan dari seluruh India, seperti Makrana dan Rajasthan. Batu-batu khusus didatangkan dari Rusia, Cina, Afganistan, Persia, Asia Tengah, dan Yaman. Kini, peninggalan Kerajaan Dinasti Neo-Babilonia itu masih dapat disaksikan di Babilon. Kompleks kota raja konon luasnya 21 kilometer persegi. Ekskavasi hingga kini terus dilakukan. Di antara yang sudah terlihat dan sudah direstorasi adalah Istana Nebuchadnezzar yang total luasnya 52.000 meter persegi. Selain itu, bangunan lain yang sudah direstorasi adalah Kuil Ishter, Kuil Nabu, dan Kuil Ninimakh serta Pintu Gerbang Ishtar (ini merupakan pintu gerbang yang menghadap ke utara). CERITA tentang Babilon tidak bermula dari sini. Bertahun-tahun sebelumnya, ketika dunia "masih muda", cerita tentang Babilon sudah ada. Kota yang terletak sekitar 90 kilometer sebelah selatan Baghdad dan diapit dua sungai besar, Tigris dan Eufrat, itu memang kaya legenda, cerita, dan sejarah. Misalnya, cerita tentang Menara Babel. Kisah Menara Babel yang melambangkan keangkuhan, kesombongan manusia, itu sudah disebut-sebut dalam Kitab Penciptaan, Kitab Suci Perjanjian Lama. Pembangunan menara itu diprakarsai oleh Nimrod, anak cucu Nabi Nuh di zaman Babilon kuno, jauh tahun sebelum zaman Nebuchadnezzar. Orangtua Nimrod adalah Cush, putra Ham. Bahkan, demikian menurut cerita, Kota Babilon dan Ninive juga mula pertama dibangun oleh Nimrod. "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota, dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit. Marilah kita cari nama supaya kita jangan terserak ke seluruh Bumi," demikian antara lain bunyi ajakan Nimrod kepada orang-orangnya, seperti yang ditulis dalam Kitab Penciptaan.

Lambert Dolphin dalam The Tower of Babel and The Confusion of Languages berusaha mencari jawaban mengapa mereka membangun menara seperti itu. Untuk apa menara itu dibangun? Mencari kepuasan diri dan kemegahan diri. Itulah jawaban singkat Lambert Dolphin. Pembangunan sebuah kota, seperti yang dilakukan Nimrod ketika itu, melambangkan dambaan manusia untuk terus berkumpul. Mereka, ketika itu, takut tercerai-berai dan hidup di tempat yang belum mereka kenal berhadapan dengan bahaya. Karena itu, didirikanlah sebuah kota-Babilon dan Ninive-sebagai pusat kegiatan, sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akan tetapi, ketika mereka membangun menara dengan mengatakan, "Marilah kita cari nama, marilah memegahkan diri", di saat itulah kemanusiaan manusia berkuasa. Menara dibangun untuk kebutuhan badan, jiwa, dan semangat. Bahkan, mereka ingin membangun menara yang mencapai langit. Kalau perlu dapat memanah Matahari dari puncak menara. Pendek kata, menara dibangun untuk pemuasan diri. Inilah, yang menurut kisah, yang menjadi penyebab turunnya hukuman dari Tuhan sehingga mereka tercerai-berai dan tidak bisa memahami bahasa mereka satu sama lain. Sindrom Menara Babel itu pula, yang menurut para sejarawan, merasuki Nebuchadnezzar II, yakni dengan membangun Taman Gantung dan Menara Babel di kompleks istananya. Ia membangun kompleks istana begitu megah, yang sekarang sisa-sisanya masih bisa dilihat, dan memerintah dengan tangan besi. Babilon di zaman Nebuchadnezzar II, yang memerintah pada tahun 605-562 SM, mencapai masa keemasan. SAAT pasukan gabungan pimpinan AS menggempur Irak sekarang ini, cerita Menara Babel itu muncul lagi. Apa yang dicari George W Bush? Apakah ia seperti Nimrod dan orang-orang yang mengatakan, "Marilah kita cari nama", saat hendak membangun Menara Babel? Kalaupun Bush tidak mengatakan seperti itu, suka tidak suka, saat ini sindrom Menara Babel itu sudah merasuki dunia. Pembangunan Menara Babel dimaksudkan untuk menyeragamkan manusia zaman itu dalam satu budaya. Saat ini pun demikian. Semua ada di bawah dominasi budaya, yakni budaya kapitalisme, satu hegemoni, yakni hegemoni komunikasi AS. AS yang merupakan satu-satunya adikuasa di dunia ini berusaha memaksakan kehendaknya dengan segala cara dan upaya, termasuk perang. Ketika Divisi Infanteri Ke-3 AS bergerak dari Kuwait ke Baghdad beberapa hari lalu, banyak yang khawatir akan nasib situs sejarah yang sebenarnya dapat mengajak orang untuk selalu bercermin bahwa memegahkan diri, mencari nama untuk diri sendiri, adalah awal dari kehancuran. Hingga kini, memang Babilon masih selamat. Tetapi, andaikan nanti Kota Babilon-kata Babilon berasal dari bahasa Akkadia dan berarti Pintu Tuhan-menjadi sasaran, maka semuanya hanya akan tinggal cerita: cerita tentang kebesaran Babilon

Sabtu, 18 Juli 2009

PROFIL UWAIS AL - QARNY

Uwais Al-Qarny (Arab: أويس القرني) (meninggal 657) adalah penduduk dari Qaran di Yaman.

Keutamaan Uwais al-Qarny

Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa'at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa'at sejumlah qobilah Robi'ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah "Uwais al-Qarni". Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha' negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata, "Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri".

===========================================================

Biografi

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al-Qur'an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.

Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah "bertamu dan bertemu" dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi Pertempuran Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat?

Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya.

Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata, "Pergilah wahai anakku! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang". Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina 'Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais.

Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang.

Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman," Engkau harus lekas pulang".

Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina 'Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina 'Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina 'Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah SAW bersabda : "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya." Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. dan sayyidina [[Umar bin Khattab] r.a. dan bersabda, "Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do'a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi".

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Ia segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.

Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? "Abdullah", jawab Uwais.

Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan, "Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?" Uwais kemudian berkata, "Nama saya Uwais al-Qorni".

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo'akan untuk mereka.

Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah, "Sayalah yang harus meminta do'a kepada kalian". Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata, "Kami datang ke sini untuk mohon do'a dan istighfar dari anda".

Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo'a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata, "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi".

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais, waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air.

Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. "Wahai waliyullah," Tolonglah kami!" tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi, "Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!" Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata,

"Apa yang terjadi ?"

"Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak?" tanya kami.

"Dekatkanlah diri kalian pada Allah!" katanya.

"Kami telah melakukannya."

"Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaani rrohiim!"

Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut.

Lalu orang itu berkata pada kami ,"Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat". "Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? "Tanya kami.

"Uwais al-Qorni". Jawabnya dengan singkat.

Kemudian kami berkata lagi kepadanya, "Sesungguhnya harta yang ada dikapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir."

"Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?" tanyanya.

"Ya, "jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo'a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke Rahmatullah.

Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.

Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, "ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.

Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, "Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa "Uwais al-Qorni" ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.


surat cinta anak IPA dan IPS

Surat Cinta Anak IPA

Archimedes dan Newton tak akan mengerti Medan magnet
yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku


Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa
maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro...

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat
aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak
terbatas

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan
gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi
hukum kekekalan di antara kita

Lihat hukum cinta kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang
sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya

Inilah resultan momentum cinta kita...
================================================


Surat Cinta Anak IPS

Dengan hormat,
Hal : Penawaran Kesepakatan

Saya sangat gembira memberitahukan Anda bahwa saya
telah jatuh cinta kepada Anda terhitung tanggal 17
April 2003.

Berdasarkan rapat keluarga kami tanggal 15 Mei lalu
pukul 19.00 WIB, saya berketetapan hati untuk
menawarkan diri sebagai kekasih Anda yang prospektif.

Hubungan cinta kita akan menjalin masa percobaan
minimal 3 bulan sebelum memasuki tahap permanen.

Tentu saja, setelah masa percobaan usai, akan diadakan
terlebih dahulu on the job training secara intensif
dan
berkelanjutan. Dan kemu dian , setiap tiga bulan
selanjutnya akan diadakan juga evaluasi performa kerja
yang bisa menuju pada pemberian kenaikan status dari
kekasih menjadi pasangan hidup.

Biaya yang dikeluarkan untuk kerumah makan dan
shooping akan dibagi 2 sama rata antara kedua belah
pihak. Selanjutnya didasarkan pada performa dan
kinerja Anda, tidak tertutup kemungkinan bahwa saya
akan menanggung bagian yang lebih besar pengeluaran
total.

Akan tetapi, saya cukup bijaksana dan mampu menilai,
jumlah dan bentuk pengeluaran yang Anda keluarkan
nantinya.

Saya dengan segala kerendahan hati meminta Anda untuk
menjawab penawaran ini dalam waktu 30 hari
terhitung tanggal penerimaan surat . Lewat dari tanggal
tersebut, penawaran ini akan dibatalkan tanpa
pemberitahuan lebih lanjut, dan tentu saja saya akan
beralih dan mempertimbangkan kandidat lain.

Saya akan sangat berterima kasih apabila Anda
berkenan untuk meneruskan surat ini kepada adik
perempuan, sepupu bahkan teman dekat anda, apabila
Anda menolak penawaran ini.

Demikian penawaran yang dapat saya ajukan dan
sebelumnya terima kasih atas perhatiannya.

Hormat saya,

Bakal calon pasanganmu
================================================

INDAHNYA DUNIA DENGAN CINTA


INDAHNYA DUNIA DENGAN CINTA

indahnya dunia diselimuti cinta

bahasa kalbu penuntun hati
gelora asmara berkobar dijiwa
merekah bagai bunga mawar yang berbunga

hati adalah curahan jiwa
yang takkan bisa bersandiwara
karna dia adalah kasih putih
yang kan selalu berbicara apa adanya
tanpa bisa terusik oleh apapun
dan tetap kokoh dengan rasanya

kasih putih penyejuk jiwa
kasih putih tuntunan hati
yang selalu membawa dalam kedamaian
membawa diri dalam kehangatan

=============================================